1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan
energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin
generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk
di Indonesia
dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air
yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan
turbin.
Uap basah yang
keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang
pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 %
air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini
diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah
dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan
air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar pemanfaatan
energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Energi panas bumi "air panas"
Air
panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang
disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya
kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab
dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik.
Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner
(dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan
sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan
menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas
bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya
lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema
pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner dapat
dilihat pada Gambar 2.
Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air
panas"
3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi
panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat
berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil
sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan
menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap
panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh
di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran
khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi. Skema pembangkitan tenaga listrik
energi panas bumi "batuan panas" dapat dilihat pada Gambar 3.
No comments:
Post a Comment