Panas
bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi
nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta
ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat
ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di
bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut
menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya
juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam
orde milyard tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal
perut bumi saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber
energi panas bumi.
Energi
panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM berupa sumber air
panas untuk pengobatan yang sampai saat ini juga masih banyak dilakukan orang,
terutama sumber air panas yang banyak mengandung garam dan belerang. Sedangkan
energi panas bumi digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru dimulai di
Italia pada tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai dipikirkan secara
komersial untuk pembangkit tenaga Isitrik
Energi
panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang diberikan oleh alam
seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan tenaga air. Energi primer ini di Indonesia
tersedia dalam jumlah sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi
primer dunia. Sebagai gambaran sedikitnya atau terbatasnya energi tersebut
adalah berdasarkan data pada Tabel I. ]
Tabel
1 Cadangan energi primer dunia.
|
||
cadangan Minyak Bumi
|
|
Timur Tengah 70 %
|
Cadangan Gas Bumi
|
|
Rusia 25 %
|
Cadangan Batubara
|
|
Amaerika Utara 25 %
|
Sedangkan
cadangan energi panas bumi di Indonesia
relatif lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan energi primer lainnya,
hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari pada itu panas bumi
adalah termasuk juga energi yang terbarukan, yaitu energi non fosil yang bila
dikelola dengan baik maka sumberdayanya relatif tidak akan habis, jadi amat
sangat menguntungkan.
No comments:
Post a Comment